KOMPAS.TV - Penyebab utama maraknya perdagangan satwa dilindungi adalah tingginya permintaan masyarakat, baik satwa yang masih hidup maupun bagian tubuh yang sudah dipotong-potong. Tidak dapat dipungkiri bahwa kepercayaan untuk memiliki hewan liar, memakan bagian tubuhnya, atau menjadikannya pajangan, masih dianggap sebagai kebanggaan pribadi dan bagian dari gaya hidup kaum borjuis.
Masih terdapat kepercayaan bahwa bagian tubuh hewan liar dipercaya sebagai obat tradisional untuk menyembuhkan berbagai penyakit, meski belum terbukti secara ilmiah.
Jika dulu perdagangan ilegal satwa dilindungi dilakukan secara terbuka di pasar tradisional, kini transaksi ilegal lebih banyak dilakukan melalui jejaring media sosial. Cara ini dipilih karena jauh lebih ekonomis dan memiliki resiko yang lebih rendah.
Kejahatan ini dapat dikategorikan sebagai kejahatan low risk-high value, yang artinya kurang berisiko bagi pelakunya tetapi tetap bisa sangat menguntungkan. Kemudahan mengunggah dan mengakses situs daring serta memalsukan identitas pedagang membuat perdagangan satwa di situs daring sulit dihentikan.
Artikel ini bisa dilihat di : https://www.kompas.tv/video/468364/wwf-menyebut-perdagangan-satwa-dilindungi-memiliki-jaringan-global-berkas-kompas